Ramadhan --sering pula ditulis "Ramadan" atau "Romadon"-- dalam bahasa Arab berakar kata ra (ر) mim (م) dan dhadh (ﺿ) secara bahasa artinya "panas", "menyengat", atau "kekeringan".
Disebut Ramadhan karena bulan kesembilan pada sistem kalender Hijriyah
ini selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sinar matahari
diibaratkan "membakar" tubuh.
Dari makna harfiyah "membakar" itu kemudian Ramadhan dimaknai sebagai
"bulan pembakaran dosa" atau pengampunan dan penghapusan dosa. Di akhir
Ramadhan, jika seorang Muslim menjalankan puasa dengan penuh keimanan
dan kehati-hatian, maka ia akan bersih, tanpa dosa, kembali ke fitrahnya
sebagai manusia suci dan cenderung kepada kebenaran.
“Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab
(mengharap wajah Allah) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu". (HR. Bukhari dan Muslim).
Ramadhan
ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara tenggang
waktu-waktu tersebut selama menjauhi dosa besar". (HR. Muslim).
Makna "panas" dalam istilah Ramadhan juga sering dipahami secara metaphoric
(kiasan), yaitu di hari-hari Ramadhan tenggorokan orang berpuasa terasa
panas karena kehausan. Imbalannya, dosa-dosa terdahulu menjadi "hangus
terbakar". Wallahu a'lam. (Cahaya Ramadhan).*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar