Cari Blog Ini

Kamis, 04 Juli 2013

JODOH ITU KETENTUAN ALLAH


Jodoh tiada kaitan dengan keturunan. Hanya belum sampai masanya. Ia bagai menanti jambatan untuk keseberang. Kalau  jambatannya panjang, jauhlah perjalanan kita. Ada orang jodohnya cepat sebab jambatannya singkat. Usia 25 tahun rasanya belumlah terlalu lewat. Dan usia 35 tahun belum apa-apa kalau sepanjang usia itu telah digunakan untuk membina kecemerlangan. Nyatakanlah perasaan dan keinginan anda dalam doa-doa lewat solat. Allah itu Maha Mendengar. “Wanita baik untuk lelaki yang baik, sebaliknya wanita jahat untuk lelaki yang jahat”. Yakinlah pada janji-Nya kerana kita orang yang beriman.
Biar lambat jodoh asalkan mendapat Mr. Right dan biar seorang diri dari pada menjadi mangsa lelaki yang tidak beriman dikemudian nanti. Memang kita mudah tersilap mentafsir kehidupan ini. Kita selalu berprasangka, aku pasti bahagia kalau mendapat ini. Hakikatnya, apabila kita benar-benar mendapat apa yang kita inginkan itu, ia juga datang bersama masalah. Kita juga selalu melihat orang mengendarai mobil mewah  dan dihati kita berkata, alangkah bahagianya orang itu. Hakikatnya, Tidak mustahil pula orang yang mengendarai mobil mewah terpaksa membayar lebih tatkala berhenti untuk membeli durian di tepi jalan.
“Bukan semua yang anda sangka membahagiakan itu benar-benar membahagiakan. Bahagianya mungkin ada tapi deritanya juga datang sama. Semua benda pasti ada baik dan buruknya.”
Ketika anda terperangkap dalam kesesakan jalan raya, Sepeda motor mencari celah hingga mampu berada jauh dihadapan. Anda pun mengeluh, alangkah baiknya kalau aku hanya naik sepada motor  itu pasti cepat sampai ke tempat yang dituju. Padahal si pengendara sepeda motor sedang memikirkan bilakah dia akan mengendarai mobil. Bukan semua yang anda sangka membahagiakan itu benar-benar membahagiakan. Bahagianya mungkin ada tapi deritanya juga datang sama. Semua benda pasti ada baik dan buruknya.
Demikian juga pernikahan. Ia menjadi baik sebagai saluran yang betul untuk melepaskan syahwat, tapi banyak juga orang yang menikah hidupnya semakin tidak terurus. Banyak orang yang terjerumus pada perbuatan yang diakui baik, tetapi sikap itu justru akan mengantar keduanya ke neraka.  Bukankah dangan Ijab dan Kabul selain menghalalkan hubungan kelamin, tanggungjawab yang terpaksa dipikul juga turut bertambah? Bukankah apabila anda gagal melaksanakannya, anda membina dosa seterusnya jambatan ke neraka? Berapa banyak yang menyesali pernikahan padahal dahulunya mereka bermati-matian membina janji, memupuk cinta kasih malah ada yang sanggup berkorban apa sahaja asal impian menjadi nyata?
Jika tidak sanggup bergelar isteri tidak usah menikah dulu. Jika merasakan diri belum cukup ilmu bergelar ibu ayah, belajarlah dulu. Jika belum bersedia untuk bersabar dengan karena anak-anak, carilah dulu kesabaran itu. Jangan menikah dahulu sebab kenyataannya banyak yang tidak bersedia untuk melangkah tetapi sudah melompat, akhirnya jatuh terjerumus dan tidak mendapatkan pegangan tatkala mencoba mendaki naik.
Menikah  itu indah dan nikmat bagi yang benar-benar mengerti segala tuntutannya. Menikah itu menjanjikan pahala tidak putus-putus bagi yang menjadikan syurga sebagai tujuannya. Menikah itu merubah dari ketidaksempurnaan insan kepada kesempurnaan insan – bagi yang mengetahui rahsia-rahsianya. Menikahlah karena Allah dan Nabi-Nya, bukan kerana perasaan dan mengikut kebiasaan. Jodoh usah terlalu dirisaukan, tiba masanya ia akan datang menjemput, namun perlu juga anda membuka lorong-lorongnya agar jemputan itu mudah sampai.
“…Kekayaan yang paling kaya adalah akal, kemiskinan yang paling besar adalah jahil, keburukan yang paling hina adalah sesat.”
Kadangkala Allah sembunyikan matahari, Dia datangkan petir dan kilat. Kita menangis dan tertanya-tanya, kemana menghilangnya sinar. Rupa-rupanya Allah hendak hadiahkan kita pelangi. Cinta yang disemaikan tidak mungkin layu selagi ada imbas kembali. Hati remuk kembali kukuh selagi ketenangan dikecapi. Jiwa yang pasrah bertukar haluan selagi esok masih ada. Luka lama pastikan sembuh selagi iman terselit di dada. Kekayaan yang paling kaya adalah akal, kemiskinan yang paling besar adalah jahil, keburukan yang paling hina adalah sesat.
Tidak berguna adanya mata andai tidak dapat melihat, tak guna adanya hati kalau tak tahu menilai. Nilailah hati itu dengan teliti sebelum pergi mengundur diri kerana segalanya bermula dengan niat yang bertempat di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar